Seribuan Warga Karo Hadiri Kerja Tahun Merdang Merdam
KANALMEDAN – Seribuan warga Karo dari seluruh penjuru Kota Medan menghadiri acara Kerja Tahun Merdang Merdem Kota Medan 2019 yang digelar di halaman Medan Club, Jumat (26/7) malam . Event yang diinisiasi Dinas Kebudayaan Kota Medan dilaksanakan dalam rangka menyambut Hari Jadi ke-429 Kota Medan. Melalui kegiatan ini, warga Karo, terutama generasi mudanya untuk terus menjaga dan melestarikan kekayaan seni dan budaya yang telah diwariskan para leluhur tersebut.
Wali Kota Medan Drs H T Dzulmi Eldin S MSi MH diwakili Wakil Wali Kota Ir H Akhyar Nasution MSi menghadiri acara Kerja Tahun Merdang Merdem tersebut. Selain mengapreasi digelarnya kegiatan yang sarat dengan nuansa seni dan budaya Karo, Wakil Wali Kota juga ikut landek (menari) bersama tokoh masyarakat Karo.
Sebagai bentuk penghormatan kepada Wakil Wali Kota yang telah meluangkan waktu menghadiri acara tersebut, Serta Ginting selaku tokoh masyarakat Karo menyelempangkan uis beka buluh (kain adat sebagai simbol wibawa dan kebesaran pria Karo) dan memakaikan bulang-bulang (penutup kepala pria khas Karo) kepada orang nomor dua di Pemko Medan tersebut.
Saat menyampaikan sambutan, Wakil Wali Kota mengatakan, meski pertunjukan seni dan budaya yang ditampilkan ini dikemas dengan nuansa etnis Karo bukan berarti acara Kerja Tahun Merdang Merdam ini hanya milik masyarakat Karo saja, melainkan juga milik seluruh masyarakat Kota Medan. Sebab, warga Kota Medan merupakan masyarakat yang multikultural karena terdiri dari berbagai etnis.
Sekaitan itulah Wakil Wali Kota mengajak seluruh masyarakat Kota Medan, terutama etnis Karo yang hadir dalam acara tersebut agar senantiasa menjaga dan melestarikan seluruh seni dan budaya yang ada di Kota Medan. “Mari kita jadikan momentum ini untuk menjaga menjaga kekayaan seni dan budaya yang kita miliki, sebab budaya menunjukkan jati diri kita,” kata .”ajak Wakil Wali Kota.
Lebih lanjut Wakil Wali kota menjelaskan, sejarah telah mencatat salah satu pendiri Kota Medan adalah Guru Patimpus Sembiring Palawi, salah satu putra terbaik Karo. Sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan atas jasanya, namanya pun telah diabadikan menjadi salah satu nama jalan protokol di Kota Medan. Di samping itu juga patungnya didirikan di sudut persimpangan jalan utama Kota Medan yang ditengarai sebagai titik awal berdirinya Kota Medan.
Dikatakan Wakil Wali Kota, Hari Jadi Kota Medan tidak terlepas dari sosok Guru Patimpus karena pertama kali membangun kampung Medan yang kini menjadi kota Medan. Sebagai bentuk wujud pengakuan tersebut, jelas Akhyar, Pemko Medan telah menetapkan Guru Patimpus Sembiring Palawi sebagai pendiri kota Medan.
Kemudian Wakil Wali Kota menambahkan, besarnya pengaruh budaya Karo tersebut menunjukkan bahwa sejak lama Kota Medan telah berhutang budi kepada Suku Karo. Oleh karenanya dia berpesan kepada masyarakat Kota Medan, khususnya generasi muda suku Karo agar terus mengharumkan budaya Karo baik di nasional maupun internasional.
“Generasi muda Karo harus mampu melestarikan seni dan budaya sambil tetap meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebab dipundak generasi mudah inilah masa depan bangsa dipertaruhkan, termasuk masa depan Kota Medan yang kita cintai bersama,” ungkapnya.
Sementara itu Kadis Kebudayaan Kota Medan OK Zulfi dalam laporannya menjelaskan, tujuan diselenggarakanya acara Kerja Tahun Merdang Merdam dalam rangka pelestarian keragaman budaya yang diseleraskan dengan pengelolaan kekayaan budaya, sekaligus mengenang sosok Guru Patimpus yang merupakan pendiri kota Medan.
“Selain itu kegiatan yang kita gelar ini sebagai bentuk wujud komitmen dan upaya Pemko Medan dalam melestarikan budaya Karo. Dengan demikian seni dan budaya Karo dapat dilestarikan sampai ke anak cucu, jelas OK Zulfi.
Acara Kerja Tahun Merdang Merdam Kota Medan 2019 berlangsung cukup meriah. Selain menampillkan tarian dan drama, acara juga dirangkaikan dengan penampilan sejumlah penyanyi papan atas Karo. Antusiasme masyarakat Karo menyaksikan acara tersebut cukup tinggi, sejak petang satu persatu warga datang hingga lokasi acara dipenuhi pertunjukan seni dan budaya yang selama ini hanya bisa disaksikan setiap selesai panen di Tanah Karo Simalem. (Nas)