Sumut Perkenalkan Produk Unggulan IKM di STQN 2019
KANALMEDAN – Penyelenggaraan Seleksi Tilawatil Quran Nasional (STQN) XXV tahun 2019, tidak hanya sebagai event keagamaan melainkan juga momentum untuk menampilkan potensi dari masing-masing daerah di Indonesia, melalui pameran kerajinan dan kuliner. Dalam kesempatan ini, provinsi Sumatera Utara (Sumut) memperkenalkan berbagai produk unggulan Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang berasal dari Sumut.
“Dalam pameran ini kita ingin memperkenalkan Sumut dengan berbagai produk kerajinan yang dikerjakan oleh IKM Sumut maupun produk kuliner yang khas dari Sumut,” ujar Hasnah Lely Siregar, Sekretaris Dekranasda Sumut, Minggu (30/6), di lokasi pameran STQN XXV, Pontianak, Kalbar.
Adapun produk unggulan yang berasal dari Sumut ini, lanjut dia, seperti kain tenun songket yang berasal dari berbagai daerah di Sumut, di antaranya songket Batubara, Langkat, Sergai juga songket Deli. Juga ada mukena dengan bordir yang khas, serta kain ulos dan produk turunannya. “Kalau kulinernya di sini ada dodol Langkat, teri Medan, bika ambon dan lainnya,” jelas Lely.
Dari berbagai produk unggulan Sumut yang dipamerkan tersebut, Lely mengatakan ada produk kerajinan yang baru kali ini diikutsertakan dalam pameran, yakni Sajadah Etnik. “Produk sajadah ini kita tawarkan kepada pengunjung di sini, karena selain unik juga menghadirkan ragam budaya Sumatera Utara yang terdiri dari delapan etnis, melalui berbagai motifnya. Apalagi sajadah ini juga terbuat dari kain ulos dan batik Medan. Kerajinan ini menjadi satu diversifikasi produk unggulan asal Sumut,” katanya.
Di tempat yang sama, Ketua Harian Panitia STQN XXV tahun 2019, Edi Rusdi Kamtono menyebutkan Pelaksanaan Pameran Kerajinan dan Kuliner merupakan salah satu acara dari rangkaian kegiatan STQN XXV tahun 2019 yang sebelumnya telah dilaunching pada 28 Maret 2019 dengan tema “Implementasi nilai-nilai Alquran untuk kehidupan berbangsa dan bernegara yang religius, rukun, dan damai”.
Dikatakannya, pameran ini dilaksanakan selama 7 hari, mulai 29 Juni hingga 5 Juli 2019. Adapun kegiatan tersebut dibagi pada dua lokasi yakni pertama di Taman Alun-alun Kapuas Kota Pontianak dalam bentuk pameran kerajinan yang diikuti sebanyak 57 stan.
Pameran kerajinan ini diikuti dari pihak Kementerian Agama RI, pemerintah provinsi, kabupaten/kota di Kalimantan Barat juga Industri Kecil Menengah (IKM). “Di pameran ini turut ditampilkan antara lain Mushaf Quran Kalbar, kain tenun, serta kerajinan dari berbagai daerah provinsi di luar Kalimantan Barat,” paparnya.
Lokasi kedua berada di halaman Masid Raya Mujahidin dalam bentuk Pameran Kuliner sebanyak 30 stan dengan peserta yaitu pelaku usaha makanan/industri pangan olahan khas Kalimantan Barat yang bersertifikat halal dari LPPOM MUI. “Dalam pameran kuliner ditampilkan makanan khas Kalbar diantaranya ada bubur pedas, asam pedas, kerupuk basah, cencalok, bingke, tempoyak, sotong pagkong, dan lainnya” kata Edi.
Dia juga menyebutkan, selama pameran kerajinan berlangsung, akan dilakukan penilaian untuk memilih stan terbaik yang ditentukan oleh dewan juri yang berasal dari Perwakilan Ikatan Arsitektur Indonesia cabang Kalimantan Barat, Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kalimantan Barat, serta Perwakilan Seniman Kalimantan Barat.
“Adapun kriteria penilaian ini didasari tiga aspek, pertama firmitas yakni kesesuaian dengan tema pameran, venusitas yaitu keindahannya dan person dimana nanti akan dinilai perilakunya,” paparnya.
Para pemenang lomba stan terbaik nantinya akan mendapatkan tali asih dari Gubernur Kalimantan Barat berupa uang sebesar Rp20 juta. (Jen)