DPRD Medan Sesalkan Aksi Penganiayaan Wartawan di Lokasi Judi
KANALMEDAN – Ketua Komisi A DPRD Medan, Sabar Syamsurya Sitepu menyesalkan adanya aksi kekerasan dan intimidasi terhadap Budi Hariadi, wartawan terbitan Medan saat menjalankan tugas jurnalis. Penasehat Fraksi Partai Golkar DPRD Medan itu mendorong agar Polres Pelabuhan Belawan mengusut kasus dan menangkap pelaku yang melakukan tindakan kekerasan tersebut.
“Wartawan dilindungi UU saat menjalankan tugas, tidak boleh ada ancaman atau tindakan kekerasan. Kapolres Pelabuhan Belawan harus cepat mengusut peristiwa itu dan menangkap para pelakunya,” ungkapnya kepada wartawan, Jumat (29/3).
Dia khawatir bila kasus ini tidak segera diungkap, bakal terjadi tindakan serupa terhadap wartawan lainnya. Apalagi, lokasi yang didatangi Budi Hariadi diduga sebagai tempat judi tembak ikan. “Kalau betul lokasinya memang tempat judi, kita minta segera ditutup. Jangan dibiarkan. Dengan informasi ini, polisi bisa melakukan pengecekan,” tegasnya.
Diketahui, wartawan terbitan Medan, Budi Hariadi (38) dianiaya dan diancam bunuh di lokasi judi tembak ikan, Komplek Brayan Trade Center, Desa Helvetia, Labuhan Deli, Kamis (28/3) pukul 14.00 WIB. Hal itu dialaminya saat melakukan konfirmasi ke areal perjudian tersebut.
Semula, Budi masuk ke lokasi judi di areal pertokoan dua pintu. Di dalam, ia bertemu dengan pria turunan tionghoa diketahui bernama Ationg. Ia pun memperkenalkan diri sebagai wartawan ingin konfirmasi dengan pria tionghoa tersebut. “Aku jumpa sama si Ationg itu, kubilang aku wartawan mau konfirmasi. Si Ationg membawa aku ke belakang arena judi,” terangnya.
Di belakang itu, korban dipertemukan dengan pria berbadan tegap berambut cepak yang sedang duduk di kantin. Pria cepak sebagai pengawas judi di lokasi itu, menanyakan jati dirinya dengan meminta kartu pers dan KTP. “Waktu KTP dan kartu pers aku diambil, mereka memfoto kartu aku itu sambil mengancam akan membunuh aku dan keluargaku. Bahkan mereka bilang, jangan macam-macam kau, nanti bisa dipecat dari wartawan,” ucapnya menirukan ancaman pengawas lokasi judi tersebut.
Setelah itu, kartu pers dan KTP-nya dipulangkan mereka. Ia beranjak dari belakang menuju keluar melewati arean perjudian ikan tersebut. Saat itu, ia mencoba mengambil foto sambil berjalan keluar dari arena judi tersebut. Namun, Ationg dan pria berbadan tegap melihat pengambilan foto itu. Oknum pria tegap disana langsung menarik Hp-nya sambil membawa dia ke belakang arena lokasi judi tadi. Lantas, data di Hp itu dihapus mereka, selanjutnya si Ationg tiba-tiba memulai memukulnya. Aksi brutal pria tegap lainnya diperkirakan berjumlah 8 orang pun ikut memukulinya hingga babak belur.
“Ketika Hp aku diambil, si Ationg itu mulai mukuli aku. Makanya yang lain ikut mukul, aku dihajar pakai bangku, gelas dan dipijak – pijak mereka. Ibu yang jaga kantin itu sampai menjerit melihat aku dipukuli,” cerita Budi saat membuat laporan di kantor polisi.
babak belur dianiaya, Hp-nya yang telah dirusak dengan dicelupkan ke air. Kemudian, Hp-nya dipulangkan dan dia diperintahkan pulang. “Pas aku pulang, sempat dibilang mereka, jangan takut Hp kau rusak. Nanti bisa diganti,” tambahnya seraya mengaku telah membuat pengaduan ke Polsek Medan Labuhan dengan nomor LP/198/III/SU/2019/PEL-BELAWAN/SEK-MEDAN LABUHAN. (Jen)