UMA dan Jissho Kerja Sama Penempatan Kerja Alumni ke Jepang
KANALMEDAN – Universitas Medan Area (UMA) dan Yayasan Jissho menandatangani naskah kesepahaman kerja sama penempatan kerja di Jepang bagi mahasiswa dan alumni UMA.
Naskah kesepahaman kerja sama ditandatangani langsung Rektor UMA Prof Dr Ir Dadan Ramdan MEng MSc dan Ketua Yayasan Jissho Rismaja Putra SS MM, di ruang rapat Rektor UMA, Jalan Kolam Medan Estate, Rabu (20/2/2019).
Penandatanganan naskah kerja sama disaksikan Wakil Rektor UMA Bidang Kerja Sama Dr Ir Zulheri Noer MP, Wakil Rektor Bidang Akademik Dr Ir Siti Mardiana MSi, Kepala Lembaga Penjamin Mutu (LPM) UMA Ir Hj Haniza MT, Kepala Biro Administrasi Kemahasiswaan Sri Irawati SSos MAP, Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Teknik (FT) UMA Sherlly Maulana ST MT, Ketua Jurusan Teknik Mesin Bobby Umar ST MT, Kabag Humas UMA Ir Asmah Indrawati MP, dan para dosen FT UMA.
Ketua Yayasan Jissho Rismaja Putra dalam sambutannya mengatakan, pada 2019 ini pemerintah Jepang membuka lebar lapangan kerja sebagai engineer bagi warga asing termasuk Indonesia. Kesempatan ini sangat bagus bagi alumni UMA. Di samping mendapat pengalaman kerja di negara maju, mereka juga akan mendapatkan gaji standar Jepang, yaitu untuk tahap awal Rp25 juta sampai Rp30 juta per bulan.
“Ini peluang bagus. Karena tenaga kerja asing di Negeri Sakura itu diberi peluang berkarier dengan bagus dengan level yang tidak jauh berbeda dengan orang Jepang,” kata pria yang pernah bekerja beberapa tahun di Toyota Jepang ini.
Namun, katanya, lulusan UMA yang akan direkrut harus terlebih dahulu diberi pembekalan, karena Jepang beda bahasa dan budaya dengan Indonesia. Dia berharap, pembekalan sudah dimulai sejak calon tenaga kerja masih duduk di bangku kuliah. Dengan demikian, setelah lulus kuliah mereka tak perlu waktu lama untuk mempersiapkan diri ke Jepang.
“Kita harapkan setelah lulus kuliah nanti, lulusan UMA sudah punya kemampuan Bahasa Jepang, dan mereka pun sudah punya penempatan kerja sebagai engineer di Jepang,” kata Putra yang didampingi stafnya, Sabdin Harahap.
Dikatakan, kuota tenaga kerja tidak ada pembatasan. Tapi yang menentukan adalah kemampuan mereka harus sesuai standar bekerja di Jepang untuk orang asing.
Disebutkannya, ada 14 bidang kerja bagi orang asing di Jepang. Di antaranya teknik industri, teknik mesin, teknik sipil, bidang teknologi informasi (TI), pertanian dan perkapalan . “Bahkan untuk tenaga kerja TI level tertentu, Jepang mau membayarnya Rp2,5 miliar Rp3 miliar per tahun,” kata Rismaja Putra yang sehari-hari berkantor di Jalan Sidorukun Medan.
Dalam kesempatan itu, Rektor UMA Prof Dadan Ramdan mengharapkan, mahasiswa dan alumni UMA memanfaatkan kerja sama dengan Yayasan Jissho ini. Kalau kesempatan ini tidak dimanfaatkan dengan bagus, mahasiswa/alumni akan menyesal nantinya.
“Untuk membantu mahasiswa dan alumni, UMA dan Yayasan Jissho akan melaksanakan pelatihan Bahasa Jepang. Karena kemampuan Bahasa sangat menentukan kesuksesan berkarier di negara lain,” kata rektor yang juga alumni sebuah perguruan tinggi di Jepang. (NAS)