MTQ Siap Digelar, Seluruh Khafilah Sudah Berada di Medan
KANALMEDAN – Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) siap digelar. Semua persiapan rampung, termasuk para khafilah yang berasal dari 34 provinsi sudah berada di arena lokasi event bergengsi ini.
Informasi yang dihimpun, Minggu (7/10) menyebutkan, lokasi ke tempat panggung Mimbar Utama (Astaka) sudah disterilkan dan hanya pengunjung yang memiliki akses tertentu pula dapat masuk ke lokasi utama.
Terlihat pula para khafilah yang sudah berada di lokasi. Para kontingen
dari 34 provinsi di Indonesia sudah berada di pusat acara perlombaan, yang dilaksanakan di Astaka yang berada di Jalan Wiliem Iskandar/Pancing Medan.
Panitia MTQN pun telah menyiapkan segala fasilitas bagi para kafilah yang datang termasuk tempat ibadah sholat bagi para kalfilah. Terlihat gedung olah raga futsal yang berada persis di depan Astaka dijadikan tempat sholat bagi para kafilah.
Seluruh provinsi melalui kafilahnya masing-masing siap berkompetisi dalam ajang nasional dua tahunan tersebut. Terdapat setidaknya 1.550 peserta dari 34 provinsi yang akan berlaga di 13 cabang yang diperlombakan dalam MTQ Nasional XXVII.
Adapun suasana di berbagai sudut kota Medan dan Deli Serdang semarak dengan pernak-pernik MTQ Nasional, seperti spanduk, baliho dan lainnya, baik di jalan raya, gedung pemerintah daerah, bandara dan tempat strategis lainnya.
Medan dan Deli Serdang menjadi tempat penyelenggaraan ajang tilawah tingkat nasional.
Peserta yang sudah mendaftar ulang kemudian mendapatkan bank soal elektronik (electronic maqra atau e-maqra) yang nantinya akan menjadi bahan lomba, seperti materi tilawah, hafalan, tafsir dan lainnya.
Istilah maqra sendiri merujuk pada soal atau daftar ayat yang nantinya akan dibaca oleh peserta MTQ. Di dalamnya terdapat ratusan soal dan akan menjadi materi lomba. Peserta tidak akan tahu soal mana yang akan keluar saat lomba berlangsung.
Direktur Penerangan Agama Islam Khoiruddin mengatakan e-maqra merupakan inovasi untuk MTQ pada 2018 yang membuat peserta tidak mengambil soal secara manual.
Sistem lama memiliki peluang kebocoran soal sementara e-maqra menekan kecurangan tersebut.
Teknologi tersebut juga sudah dipakai di beberapa negara dalam menyelenggarakan MTQ. Dengan begitu, penerapan sistem baru itu peserta dan hakim MTQ di Indonesia dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi informasi. (Partono)