Dikonfirmasi, Kepsek SMK 4 Sidimpuan Ogah Temui Wartawan

KANALMEDAN-SIDIMPUAN : Kepala Sekolah (Kepsek) SMK 4 Padangsidimpuan Jas Mardi tidak berkenan menemui Wartawan, Kamis, (27/9/2018).

Pasalnya, awak media dan sejumlah penggiat Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ingin meminta keterangan Kepsek seputar pembangunan Ruang Praktek Siswa (RPS) SMK Negeri 4 Padangsidimpuan bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Tahun 2018 yang menelan dana mencapai 800juta rupiah, dan dilaksanakan oleh Tim Pembangunan RPS dengan sistem Swakelola.

Namun sayang, saat Kepsek SMK 4 hendak dikonfirmasi tentang proses pengerjaan bangunan RPS, Jas Mardi enggan menerima serta menemui sejumlah wartawan dan penggiat LSM yang saat itu datang meminta kejelasan soal RPS tersebut.

“Pak Jas Mardi tidak berada ditempat, tadi beliau memang ada disini, tapi sekarang Pak Kepsek pergi tak tau entah kemana,” ujar seorang guru yang enggan menyebutkan namanya.

Akan tetapi, pernyataan oknum guru tersebut sangat berbanding terbalik dengan kondisi sesungguhnya.

Sebab, mobil sang Kepsek terparkir di lapangan parkir sekolah tersebut.

Itu menandakan bahwa Jas Mardi berada di lokasi dan terkesan menghindari wartawan.

Namun demikian, ketika ditanya terkait keberadaan mobil tersebut, oknum guru tersebut diam dan buru-buru pergi.

Penelusuran kanalmedan.com di lokasi, terdapat beberapa kejanggalan pada bahan dan material bangunan gedung.

Kuat dugaan, bangunan tersebut tidak sesuai dengan Rancangan Anggaran Biaya (RAB) RPS.

Tidak Sesuai Standar

Menanggapi hal itu, Ketua LSM ARSIKP, M Soleh Lubis mengatakan, bangunan tersebut tidak sesuai standar.

“Terlihat dari pasangan pondasi, batu kali berstruktur keluar masuk dan tidak rata, ditambah banyaknya batu kali ukuran kecil diletakkan tidak sesuai pada tempatnya,” ujarnya ketika ditemui di lokasi.

Dikatakannya, ukuran diameter besi untuk cor tiang juga ukurannya tidak sama.

“Kalau tidak salah, besi tanam bagian bawah berdiameter 11 milimeter. Sedangkan di atas berdiameter 13 milimeter, kenapa bisa begitu,” kata Lubis bernada heran.

Selain itu menurutnya, kusen pintu serta jendela bangunan juga terlihat tidak layak pasang, bahan baku kayu kusen terbilang buruk dan tidak berkualitas, dan banyak kusen jendela yang sudah terkelupas dan retak benang panjang.

Hal senada juga turut dipertanyakan Awal Muda Hasibuan, penggiat LSM lainnya.

Kata Awal, seharusnya Jas Mardi berkenan menjelaskan seputar kualitas material bangunan ini.

“Tapi anehnya, kenapa yang bersangkutan menghindar dan ogah memberikan informasi,” tandasnya. (Awal HSB)

Print Friendly