Berkedok Studi Banding, Humas Pemprovsu Ajak Puluhan Wartawan ke Jatim

KANALMEDAN – Lebih kurang 50 orang wartawan unit kantor gubernur saat ini sedang nyenyak dininabobokan oleh Humas Pemerintahaan Provinsi Sumatera Utara. Adalah kepala Biro Humas Pemprovsu Ilyas Sitorus  dengan stafnya mengajak para wartawan untuk jalan-jalan ke Surabaya Jawa Timur yang dikemas dalam bentuk study banding.

Para wartawan yang menurut informasinya diberi uang saku untuk satu hari sekitar Rp 310 ribu per orangnya, kemudian ditambah dengan tiket pesawat yang kabarnya mencapai Rp 3 juta untuk pulang pergi, belum lagi biaya penginapan yang diperkirakan untuk satu orang kamar hotel sekitar Rp 600 ribu.

Sehingga dengan hitungan kasar demikian para peserta menghabiskan keuangan daerah sebesar Rp 6 juta perorangnya. Jika diperkirakan jumlah keseluruhan antara wartawan yang diajak dengan staf biro Humas Pemprovsu menghabiskan anggaran sebesar Rp 350 juta lebih. Pada hal uang yang digunakan mereka untuk jalan-jalan tersebut adalah uang rakyat yang seharusnya dipergunakan secara maksimal untuk kepentingan rakyat.

Sebelumnya kepala biro Humas Pemprovsu Ilyas Sitorus menggelar acara silahturahmi dengan insan pers, yang mengatakan wartawan unit Pemprovsu adalah tenaga pendukung. Pada hal wartawan adalah pekerja pers yang dinaungi oleh perusahaan masing-masing media suratkabar. Sehingga peranannya berdiri sendiri, yang ditugaskan oleh perusahaan per situ sendiri, dan sebagai mitra kerja wartawan merupakan alat sosialkontrol dalam meningkatkan kinerja pemerintah, salah satunya adalah pemerintahaan Sumatera Utara.

Pernyataan Ilyas Sitorus yang mengatakan wartawan tenaga pendukung juga mendapatkritikan dari anggota DPRD Sumatera Utara ketua komisis A, H Nezar Djeeli. Beliau mempertanyakan tentang standarisari tenaga pendukung sebagaimana yang disamaikan Ilyas Sitorus selakukepala biro Humas Pemprovsu tersebut.

“Tenaga pendukung” yang disebutkan itu perlu ditinjau ulang, kata Nezar Djoeli saat dimintai keterangan oleh salah soerang wartawan yang juga beritanya sudah terekspos beberapa waktu lalu. Namun ungkapan itu, hanya sebagai angina lalu oleh Ka.Biro Humas Pemprovsu. Tidak menjadi acuan bagi mereka untuk berusaha menjadikan wartawan unit Pemprovsu sebagai tenaga pendukung, yang pada akhirnya memiliki kapling-kalping di kantor pemerintahaan provinsi Sumatera Utara.

HARUS DIUSUT

Sementara itu, Kabid Monitoring  LSM  P2KNSU (Lembaga Swadaya Masyarakat Pemantau Penggunaan Keuangan Negara Sumatera Utara) Ali Nurdin meminta krpada instansi terkait terutama insfektorat untuk melakukan pengusutan terhadap pemberangkatan puluah wartawan unit pemrovsu tersebut. Sebab dengan dibnerangkatkannya  lebih kurang 50 orang wartawan unit Pemprovsu itu dapat memboroskan keuangan daerah dan merugikan Negara terangnya. Selain inspektorat, Tipikor Poldasu untuk melakukan penyeledikan dalam persoalan ini, agar dugaan pemborosan keuangan daerah ini menjadi terbukan dan dapat diusut secara tuntas.

Kita akui masih banyak keperluan lain yang sanga dibutuhkan masyarakat miskin di Sumatera Utara. Jika diperkirakan sebanyak Rp 300 juta, jumlah yang cukup lumayan jika dibelikan untuk 2 unit rumah sangat sederhana dapat disumbangkan kepada masyarakat miskin, terang Ali lagi.

Oleh karena itu, diminta perhatian Gubernur Sumaterta Utara untuk melihat secara rinci tentang kepntingan study banding itu. Kemudian juga kalau itu study banding, setiap wartawan yang ikut harus membuat laporan masing-masing hasil yang mereka kerjakan disana, jelasnya lagi.

Jangan-jangan memang betul mereka hanya sekedar untuk jalan-jalan dengan memanfaatkan fasilitas Negara melaui Humasy Pemrovsu. Sebab keikutsertaan untuk memberangkatkan sejumlah wartawan itu tersebut tebang pilih dan tidak transparan. Bahkan staf Humas sendiri memilah-milah untuk memberangkatkannya.

Hal itu diakui salah seorang wartawan suratkabar Mingguan Aktual Rahmad Syukur yang sejak awal didaftar untuk ikut ke Surabaya Jawa Timur tersebut dengan nomor pendaftaran 49. Tiba-tiba namanya hilang dari daftar, bahkan ketika dikonfirmasinya ke Kabiro Humas Ilyas Sitorus, menyarankan untuk mengkonfirmasikannya kepada Suvina, staf Humasy yang merupakan staf penentu untuk memberangkatkan wartawan unit Pemprovsu untuk jalan-jalan ke Surabaya tersebut.”Awalnya sudah didaftar untuk ikut, tapi besoknya nama saya hilang, aku Rahmad Syukur.

Rahmad Syukur yang juga sangat berkeinginan untuk ikut berangkat karena itu merupakan haknya, sebagai wartawan unit Pemprovsu tidak mendapatkan kepastian. Nomor ponsel Suvina, yang dikirimkan Ilyas Sitorus kepadanya dia coba untuk menghubunginya, namun tidak dibalas. Belulang kali, dismsnya juga tidak dibalas. Akan tetapi ketika Rahmad syukur mendatangi ruangan Suvina, dengan enteng Suvina menjawab, kenapa abang lambat kali melapornya kata Rahmad Syukur menirukan ucapan Suvina. (rel/partono)

 

 

Print Friendly