Ketua Umum GETAR Beranjangsana ke Pesantren Tebu Ireng
KANALMEDAN – KETUA Umum Gerakan Nusa Antara (GETAR), DJ Siahaan SH didampingi ketua Dewan Pembina GETAR, Ir Charles HM Siahaan SH. M.Eng beserta rombongan, Sabtu, (27/1/2017) beranjangsana ke pondok pesantren Tebu Ireng Jombang, Jawa Timur.
Kedatangan ketua umum GETAR beserta rombongan untuk bersilaturhim dengan pihak pondok pesantren sekaligus menyampaikan bahwa saat ini GETAR tengah menjadikan provinsi Sumatera Utara sebagai pilot project dengan mendirikan Barisan Relawan Posko Gotong Royong (Bara Pos Goro) – Anti Golput dan anti Politik Uang.
Pada kesempatan tersebut, ketua Umum GETAR disambut hangat oleh Gus Sholah didampingi istri, Hj.Faridah dan pengasuh pondok pesantren Tebu Ireng, KH.Prof.Dr.Ir.Salahuddin Wahid.
“Saya apresiasi dan menyambut baik gerakan untuk mengajak anti Golongan Putih (Golput) dan politik uang,” ujar Gus Sholah.
Oleh sebab itu, Gus mengajak warga masyarakat, khususnya pemilih pemula agar jangan golput dan menolak politik uang serta bersama-sama mengkampanyekan gerakan ini,” ajaknya.
Sementara itu, pengasuh pondok pesantren Tebu Ireng, KH.Prof.Dr.Ir.Salahuddin Wahid mengapresiasi GETAR yang telah mengkampanyekan gerakan anti Golput dan politik uang. Ia menilai, gerakan anti golput dan politik uang dapat digelorakan kembali dalam pilkada serentak 2018.
“Gerakan ini (anti golput dan politik uang) harus digelorakan pada pilkada 2018,” katanya.
Menurutnya, gerakan anti golput dan politik uang tersebut harus dilakukan secara terstruktur dan massif.
“Kita harus memetakan pemilih muda di daerah yang menyelenggarakan pilkada. Para pemilih muda usia 17-18 tahun ini kita ajak untuk berpartisipasi menggunakan hak pilihnya dengan baik dan benar dan tolak politik uang,” imbuhnya.
Senada dengan itu, ketua umum GETAR, DJ Siahaan mengatakan bahwa dirinya beserta rombongan juga mengapresiasi Gus Sholah dan pengasuh pondok pesantren Tebu Ireng yang telah menyambut baik dirnya dan rombongan. Terlebih lagi, gerakan anti Golput dan politik uang disambut baik oleh guru bangsa tersebut.
Selanjutnya, kata DJ, relawan Simpatisan Juang akan menjadikan provinsi Sumatera Utara sebagai pilot project dengan mendirikan Barisan Relawan Posko Gotong Royong (Bara Pos Goro) – Anti Golput dan Politik Uang.
“Para relawan berkomitmen mendirikan 20 ribu posko dengan anggota 50 sampai 100 warga yang sebelumnya golput,” katanya.
Sehingga, diungkapkannya, menjelang pilkada serentak 27 Juni 2018 mendatang, sekitar satu juta anggota Bara Pos Goro akan berdatangan ke Tempat Pemilihan Suara (TPS).
Berdasarkan data KPUD, kaum golput Pilkada 2013 di Sumut mencapai hampir lima juta orang atau 56% dari DPT. “Ditargetkan angka satu hingga dua juta kaum golput memutuskan memilih. Sehingga kaum golput di pilkada Sumut 2018 kali ini, akan jauh berkurang,” ungkapnya.
Selain itu, kata DJ, relawan Simpatisan Juang berharap bangkitnya kaum golput dan memilih pemimpin yang baik, amanah dan tidak berjiwa korup, mampu memperbaiki kondisi daerahnya. (Adek)