Kata Dewan Pers, Indonesia Masih Didominasi Pers Abal Abal

Sekretaris SPS Sumut,Riyanto Agly alias Anto Geng mengajukan pertanyaan. (Kanalmedan/Mayjen Simanungkalit)
Sekretaris SPS Sumut,Riyanto Agly alias Anto Geng mengajukan pertanyaan. (Kanalmedan/Mayjen Simanungkalit)

KANALMEDAN – Ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo mengungkapkan, Indonesia masih didominasi Pers dan wartawan abal-abal. Terlihat dari munculnya perusahaan pers tanpa didasari profesionalisme dan penanganan manajemen yang baik.

“Pers abal-abal ini menjadi kendala bagi bangsa kita untuk menjadikan pers sebagai pengawal moral bangsa ,” kata Yosep ketika menjadi pembicara dalam  Seminar  Informasi Aktual “Media Massa VS Media Sosial” digelar Biro Humas Pemprovsu di Medan, Jumat (27/10/2017).

Dia mengatakan, saat ini ada sebanyak 2000 media cetak, namun hanya 321 medi cetak yang memenuhi syarat dan disebut profesional. Bahkan media online di Indonesia jumlahnya sebanyak 43.300, tapi yang tercatat sebagai media profesional hanya 168 media online saja.

Dampak dari Pers abal-abal ini kata dia, sangat negatif dan memalukan bagi wartawan profesional. Karena wartawan abal-abal akan selalu berbuat jahat, dibuktikan dengan masih banyaknya pemberitaan tentang penangkapan wartawan gadungan yang melakukan tindak pidana seperti pemerasan dan penipuan.

Dewan Pers kata Yosep Adi Prasetyo tidak bertanggungjawab terhadap kegiatan wartawan abal-abal. Karena produk yang mereka hasilkan melalui media abal-abal, tidak termasuk produk jurnalistik.

Produk jurnalistik itu kata dia cirinya fakta, ada verifikasi, ada tanggung jawabnya. “Nah yang banyak terjadi saat ini adalah, pers abal-abal yang menyajikan produk media yang tak terverifikasi. Jadi,bukanlah produk jurnalistik,” terang Yosep.

Oleh karenanya, Yosep mengajak kepada seluruh peserta yang hadir dalam Seminar  Informasi Aktual “Media Massa VS Media Sosial” untuk tidak ragu memperingatkan wartawan abal-abal. (Jen)

Print Friendly