Berita ‘Hoax‘ Ancaman Serius Pers Indonesia

Irwansyah dan J Anto dipandu moderator Salman SSos,MAP saat menjadi pembicara dalam seminar.(Kanalmedan/Mayjen Simanungkalit)
Irwansyah dan J Anto dipandu moderator Salman SSos,MAP saat menjadi pembicara dalam seminar.(Kanalmedan/Mayjen Simanungkalit)

KANALMEDAN – Dosen Pascasarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Indonesia (UI) Jakarta, Dr.Irwansyah Ssos,MA mengatakan, berita bohong atau hoax  merupakan ancaman sangat serius bagi Pers Indonesia.

“Berita hoax di Indonesia sudah menjadi sangat serius, karena sudah menyebar ke media mainstream “, katannya ketika menjadi pembicara dalam  Seminar  Informasi Aktual “Media Massa VS Media Sosial” digelar Biro Humas Pemprovsu di Medan, Jumat (27/10/2017).

Dipandu  moderator Salman Ssos,MAP, alumnus USU ini berpendapat, hoax atau berita bohong sengaja diciptakan seseorang atau kelompok, untuk  mempengaruhi opini publik. Pelaku hoax tersebut bisa berasal dari dalam institusi pemerintah, juga dari internal media dan masyarakat.

“Jangan pernah salahkan media sosial, karena di media mainstream hoax sudah marak. Maka, jika hoax beredar sebaiknya kita konfirmasi ke informasi yang sebenarnya,”katanya.

Berita hoax menjadi ancaman serius bagi Pers Indonesia, karena  mengaburkan kebenaran dan menyesatkan informasi.Berita hoax membuat masyarakat ragu kepada media massa, hingga memilih media sosial.

“Informasi bohong justru masuk ke dimensi lain di media sosial dan diadopsi begitu saja di media mainstream tanpa klarifikasi.Ini fenomena berbahaya”, kata irwansyah.

Karenanya, untuk menghindari hoax, pers selayaknya tetap konsisten menjaga profesionalisme. Menampilkan berita dengan verifikasi yang ketat dan memperhatikan sisi sumber daya manusia yang bekerja di Pers.

Sementara itu, J.Anto Kordinator Kajian Penerbitan dan Perss (KIPPAS) dalam pemaparannya menyarankan agar Pers tetap mengabdi untuk kepentingan warga.

“Pers mengabdi kepada kepentingan warga, maka berita hoax tidak boleh disajikan”, ujarnya.

Kata dia, media massa di era digital saat ini harus segera berbenah agar tidak tertinggal dengan media sosial yang semakin terus mengalami peningkatan yang pesat.

Masyarakat atau publik, kata dia, menjadi korban paling dirugikan dengan berita-berita sesat atau hoax. Masyarakat dituntut lebih jeli dan selektif menerima informasi dan selayaknya tetap memverifikasi kepada sumber aslinya. (Jen)

Print Friendly