Raker PK IMM FAI UMSU, Romo : NKK memberi arti bagi matinya kreativitas intelektual mahasiswa

romogerindraKANALMEDAN – Penerapan Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) sangat berdampak buruk bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebab, di zaman Orde Baru (Orba)  hal ini sangat memberi arti bagi matinya kreativitas intelektual mahasiswa dan kaum muda.

Sedangkan untuk memulihkan itu lagi, tentunya pekerjaan yang sangat berat.

Demikian di antara isi orasi orasi kebangsaan Romo H.R. Muhammad Syafi’i pada acara pelantikan Up Grading dan Raker  Pengurus Komisariat Ikatan Mahsiswa Muhammadiyah  Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (PK IMM FAI UMSU) Periode Amaliah 2017 – 2018 di Auditorium Kampus UMSU, Jalan Kapten Muchtar Basri Medan, Sabtu (23/9/2017). “Hari ini, gerakan – gerakan  mahasiswa sudah mengarah kepada gerakan profesi. Tidak lagi mengarah kepada kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini kecenderungan yang sangat berbahaya,” kata Romo ketika didaulat berorasi di hadapan para mahasisiwa.

Lanjut dijelaskannya, pihak asing sangat berkepentingan untuk mematikan kreativiatas pemuda. Karena, setelah diidentifikasi, beberapa hal yang dilakukan pihak asing untuk mematikan kreativitas pemuda itu salah satunya adalah para pemuda dibuat tidak terlibat memikirkan persoalan bangsa dan negara.  Sebab, secara geo politik,  negara – negara (Adi Daya) sekarang  ini lagi sibuk mencari sumber energi baru, tempat pemasaran baru dan tempat tinggal baru.  Kebetulan semuanya dimiliki republik ini. “Jadi wajar jika Indonesia selalu menjadi incaran mereka. Akan tetapi,  yang menjadi penghalang mereka untuk menaklukan negeri ini adalah pemuda. Spesifik lagi pemuda Islam,” jelas anggota komisi hukum DPR – RI ini .

Oleh sebab itu,  Romo mengungkapkan, mereka  (Adi Daya) begitu serius untuk menggiring generasi muda Indonesia, terutama pemuda Islam, agar tidak lagi memikirkan dan perduli dengan persoalan bangsanya.  Hal itu ditandai dengan  agenda nyata yang mereka lakukan lewat program LGBT, Narkoba dan isu terorisme. “Kesemua program itu ditujukan untuk menghancurkan mental generasi muda agar tidak perduli lagi terhadap persoalan bangsanya,” ungkapnya.

Begitupun, Romo mengharapkan generasi muda, terutama pemuda Islam  untuk melawan program – program itu dan kembali segera menemukan jati dirinya guna  menyelamatkan bangsa ini. “Pemuda Islam diharapkan bisa melawan program ‘jahat’ yang dirancang untuk menghancurkan bangsa ini,” harapnya. (Adek)

Print Friendly