Menteri Eko Sandjojo Silaturrahmi Bersama Pendamping Desa di Medan

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), Eko Putro Sandjojo, mengadakan silaturahmi dengan Tenaga Pendamping Profesional Desa Sumatera Utara di Medan, (Kanalmedan/Mayjen Simanungkalit)
Menteri Desa, Eko Putro Sandjojo, dikerumuni para Pendamping Profesional saat tiba di lokasi acara. (Kanalmedan/Mayjen Simanungkalit)

KANALMEDAN – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal  dan Transmigrasi (PDTT), Eko Putro Sandjojo, mengadakan silaturahmi dengan Tenaga Pendamping Profesional Desa Sumatera Utara di Medan, Jumat malam ini (22/09/2017).

Para  Pendamping Profesional itu, nampak bergembira daat bertatap muka dengan “Bos” mereka di Kementerian Desa. Tak pelak lagi, perhelatan tersebut digunakan sebagai ajang tukar informasi dan silaturrahmi.

Didampingi Koorprov (Koordinator Provinsi),Kadis Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Sumut  Ir. H Aspan Sofian Batubara,MM dan  Ketua DPW PKB Sumut Drs Ance Selian, Menteri Desa memamarkan berbagai kebijakan dan program pembangunan desa.

Antara lain, Eko Sandjojo mengatakan, pemerintahan Jokowi saat ini sangat fokus membangun desa serta  menggelontorkan dana desa dengan jumlah  sangat besar. Sejumlah kementerian juga memiliki irisan dengan program di desa, yang semuanya bertujuan mempercepat kemandirian desa.

Khusus pemanfaatan dana desa yang tahun ini rata-rata sebesar Rp 800 juta setiap desa, kata Menteri, diprioritaskan untuk empat program, yakni: produk unggulan desa (Prukades), Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), program embung desa dan pembangunan sarana olahraga desa.

Prukades adalah percepatan pertumbuhan ekonomi di desa dengan mengelompokkan (klasterisasi) desa-desa dengan produk unggulannya. Hal ini, untuk menciptakan skala ekonomi di pedesaan.

Dalam Silaturrahmi juga dihadiri tiga Kepala Desa berprestasi dari Kabupaten Dairi itu, Menteri mengatakan,  jika produk unggulan tersebut jumlah signifikan dan ketersediaannya kontinyu, maka muda bagi pemerintah membawa investor ke desa.

Kendati itu, Menteri mengakui masalah yang dihadapi desa adalah tingginya angkatan kerja dengan kompetensi rendah. Karena, 60 persen angkatan kerja di desa hanya lulusan SD dan SMP.

Untuk menciptakan peluang-peluang kerja di desa, menurut Eko dengan menarik banyak investor ke desa. Sektor yang sangat memungkinkan adalah sarana pasca panen. Karena, sarana ini dapat menekan inflasi sekecil mungkin.

’’Kalau produk bisa fokus, maka hasilnya akan melimpah. Dan ini membutuhkan sarana pascapanen. Dengan itu, harga akan stabil, tidak turun naik. Sehingga inflasi dapat ditekan,’’ kata Eko seraya menyebutkan pihaknya secara intens memfasilitasi kepala daerah guna mewujudkannya. (Jen)

Print Friendly