Gubsu Apresiasi Konser Musik Internasional di Samosir
KANALMEDAN – Duet artis asal Austria Hermann Delago dan Nadine Beiler membawakan lagu Batak dalam even Samosir Music International yang digelar di Open Air Stage Tuk Tuk Siadong, Sabtu (12/08/2017) malam, mampu memukau ribuan penonton.
Bahkan Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Tengku Erry Nuradi yang turut bergoyang, mengharapkan even ini harus menjadi even pariwisata Sumut yang rutin digelar setiap tahun.
Kolaborasi Hermann Delago bersama Nadine Beiler dan The JB’s Band menghadirkan lagu-lagu Batak yang musiknya telah diarrasement ulang membuat penonton takjub. Setidaknya dua lagu Batak berjudul ‘Butet’ dan ‘Alusi Au’ mampu menggetarkan panggung Open Air Stage, Tuk Tuk Siadong. Tak hanya itu, lagu percintaan batak ‘Holong Naso Tarputik’ juga mampu menyentuh hati penonton yang datang dari berbagai penjuru termasuk dari mancanegara.
Even yang luar biasa ini diharapkan Erry dapat masuk dalam kalender pariwisata Sumut dan harus rutin digelar setiap tahun. “Pemprovsu sangat mendukung kegiatan pariwisata yang digelar Pemkab Samosir. Sebab, untuk memajukan pariwisata ada beberapa hal yang penting. Pertama pemandangan yang indah, kedua keamanan yang baik dan ketiga adanya even yang digelar secara rutin,” ujar Erry.
Turut hadir dalam even tersebut Sekretaris Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Sudung Situmorang, anggota DPD RI Asal Sumut Parlindungan Purba, Direktur Utama Badan Pengelola Kawasan Danau Toba Arie Prasetyo, Bupati Samosir Rapidin Simbolon, Bupati HumbahasDosmar Banjarnahor, Ketua Tim Penggerak PKK Sumut Evi Diana Sitorus dan sejumlah SKPD di Sumut.
Lebih lanjut dijelaskan Erry, melalui even yang terjadwal dengan rutin inilah nantinya diharapkan dapat menjadi andalan Samosir untuk meningkatkan sektor pariwisata. Apalagi hingga saat ini even wisata rutin yang digelar di Sumut masih sangat minim.
“Even pariwisata yang rutin hingga hari ini di Sumut itu hanya tiga yang terjadwal, pertama Pekan Raya Sumatera Utara, kedua Ramadan Fair dan ketiga Festival Danau Toba. Makanya kita harapkan even ini bisa menjadi even rutin direncanakan dengan baik sehingga bisa masuk dalam kalender pariwisata Sumut,” papar Erry.
Selain rutin menggelar even untuk meningkatkan pariwisata di kawasan Danau Toba, maka diperlukan infrastruktur. Untuk Bandara Silangit kata Erry ditargetkan akhir tahun ini akan menjadi bandara internasional. Selain itu juga pembangunan jalan lingkar luar juga akan diperjuangkan selesai di tahun 2019 mendatang. “Satu hal lagi yang penting dalam pariwisata adalah kebersihan,” terang Erry.
Di sisi lain, Erry juga mengharapkan setiap kabupaten/kota memiliki produk yang dapat diandalkan dengan konsep one village one product. Selain itu masing-masing daerah juga harus menonjolkan ciri khas kedaerahannya.
Direktur Utama Badan Pengelola Kawasan Danau Toba, Arie Prasetyo menyebutkan even Samosir Music International ini merupakan even yang luar biasa. Sebab, dari jumlah penonton sekitar 30 ribu lebih 10 persen di antaranya merupakan turis mancanegara.
“Ini Even yang luar biasa, bisa kita lihat saat ini ada sekitar 30 ribuan penonton dan 10 persen diantaranya berasal dari luar. Kita berharap even seperti ini dapat lebih meriah lagi digelar dan professional sehingga dapat menjadi potensi untuk mengejar target 1 juta wisatawan,” jelas Arie.
Sementara itu, Bupati Samosir Rapidin Simbolon mengatakan, kalau Samosir mau bangkit maka hal yang pertama harus dilakukan adalah menjadikan karakter masyarakat Samosir yang harus baik. “Kalau Samosir mau bangkit berarti karakter kita harus baik, sambut tamu harus senyum itu kunci keberhasilan pariwisata untuk mendatangkan turis asing dan artis dari luar negeri. Mari bersama kita jadikan Samosir bangkit, sejahtera dan maju,” terang Rapidin.
Dalam even yang turut juga menghadirkan musisi batak Viky Sianipar dan sejumlah musisi lokal ini, artis Hermann Delago mengungkapkan kecintaannya kepada Sumut dan tanah Batak. “Sekitar 20 tahun lalu saya belajar lagu ini (Butet) dan saat itu saya masih menjadi turis di sini.
Tapi saya suka lagu Batak. Bagaimana lagunya apa mantap?,” tanyanya sama penonton yang dijawab penonton dengan teriakan ‘mantaap,” lalu dibalas Hermann dengan “Mauliate godang”. Lalu dentuman music rock berpadu music tradisional batak pun kembali mengalun.(HMS)