17 Personil Poldasu Dipecat, 5 di Antaranya Kasus Narkotika

Kpoldasu mencopot baju dinas anggota Polri yang dipecat.(Kanalmedan/Adek Siahaan)
Kapoldasu saat mencopot baju dinas anggota Polri yang dipecat.(Kanalmedan/Adek Siahaan)

KANALMEDAN – Sebanyak 17 personil Polda Sumut berpangkat brigadir dipecat secara tidak hormat alias PTDH. Pemecatan dilakukan di lapangan KS Tubun Mapolda Sumut, Kamis (27/7/2017)

Upacara PTDH dipimpin langsung Kapolda Sumut, Irjen Paulus Waterpauw dan dihadiri Waka Polda Sumut Brigjen Agus Andrianto, para Pejabat Utama, Kapolres Sibolga AKBP Benny Reinhard Hutajulu dan seluruh personel Polda Sumut.

Informasi dihimpun, personil yang dipecat karena meninggalkan tugas (disersi) ada 11. Lima kasus narkoba, dan satu kasus pencurian.

Mereka yang dipecat karena kasus disersi yakni Brigadir Darussani Lubis anggota bagian Pelayanan Masyarakat (Yanma) Poldasu, Brigadir Boston P Panjaitan anggota Brimob, Brigadir Rudiyanto anggota Yanma Poldasu, Aiptu Ribut Wahyudianto dan Bripda Zimson Sitorus anggota Polres Tanjung Balai, Briptu M Dedy Wahyudi Siahaan anggota Polres Batubara, Brigadir Baginda Ali Ramli anggota Polres Batubara, Bripda Taufik Hardiansyah anggota Polres Madina, Brigadir Mahdali anggota Polres Phakpak, Aiptu Mangatas Alexander Simamora anggota Polres Binjai dan Bripka Juanda Sihombing anggota Polres Belawan.

Sedang brigadir yang dipecat karena terlibat tindak pidan narkotika yakni Bripka Agussalam anggota Polres Sergai, Polwan Briptu Desi Natalia Simatupang anggota Polres Sergai, Bripka Saiful anggota Polres Humbahas, Bripda Faisal Rajagukguk anggota Polres Samosir dan Bripda Sofyan Fiqi anggota Polres Sibolga.

Sementara Briptu Cico Valangi Monti anggota Brimob dipecat karena terlibat kasus pencurian.

Usai membacakan surat keputusan pemecatan serta nama-nama yang dipecat, Kapolda Sumut melucuti seragam serta mencopot topi dari empat personil yang hadir mewakili dari 17 orang yang dipecat. Seragam personil yang dicopot kemudian digantikan dengan kemeja batik.

Kapolda membantu memakaikan kemeja batik itu kepada empat personil yang dipecat disaksikan seluruh personil Polda Sumut yang hadir di lapangan upacara. Keempat personil yang dipecat itu kembali ke barisannya dengan kepala tertunduk.

Kapolda Sumut mengatakan, pemecatan ini tidak diambil dalam waktu singkat tetapi sudah melalui proses persidangan sesuai prosedur yang berlaku demi kepentingan dan kebaikan organisasi.

Kapolda Sumut juga mengatakan sebagai manusia biasa, ia merasa berat untuk mengambil keputusan ini, namun sebagai pemimpin, ia harus mengimplementasikan program Promoter Kapolri yakni Pemantapan Reformasi Internal Polri.

Namun ia harus menegakkan aturan-aturan kode etik dan profesi Polri dalam rangka mewujudkan kedisiplinan dan soliditas internal yang baik, sebagaimana strategi kebijakan kapolda yakni ‘perbaikan kultur’ dan menindak tegas anggota yang terlibat peredaran narkotika.

“Saya cermati, di antara empat teman kita yang baru saja dilepas pakaian dinasnya, yang performancenya buruk. Dan ternyata keempatnya sudah berkeluarga. Yang bikin prihatin, mereka ini bintara senior, sudah cukup makan asam garam. Saya pikir mereka sudah melalui banyak tugas. Memang prihatin. Tapi ini sebuah prinsip untuk menjauhkan kebiasaan buruk yang mencoreng institusi kepolisian. Rekan-rekan, melalui kejadian ini, mari kita jadikan sebagai tanda untuk tidak bahagia,” ungkap Paulus.

Kapolda menegaskan, ini kedua kalinya dia, dalam masa kepemimpinannya  sebagai kapolda melepas pakaian dinas anggota polisi secara tidak hormat. Sebelumnya, ia melucuti pakaian anggota Polda Papua karena terlibat sindikat peredaran narkotika.

“Seperti kata kitab suci, ‘Banyak yang terpanggil tapi sedikit yang terpilih. Melalui pemecatan hari ini kita melihat, banyak yang terpanggil menjadi polisi, namun tidak banyak yang terpilih sebagai bhayangkara sejati,'” kata Waterpauw.

Ia berpesan kepada personel yang dipecat agar dapat menerima keputusan tersebut dengan lapang dada. Walaupun mereka tidak lagi anggota Polri, Paulus berharap, sebagai warga negara yang pernah dididik di Polri, agar mereka yang dipecat tetap memiliki hubungan emosional dengan polisi dan menjadi mitra Polri dalam mewujudkan kamtibmas yang kondusif di tengah masyarakat.

“Kami semua mendoakan saudara-saudara menjalani kehidupan yang lebih baik sehingga menjadi orang yang lebih sukses dalam keluarga maupun ditengah masyarakat. Kepada seluruh personel Polda Sumut dan jajaran mari kita ambil hikmah dan pelajaran dari Upacara PTDH ini, laksanakan tugas dengan baik dan bertanggung jawab sesuai peraturan yang berlaku,” anjur Paulus.

Dalam kesempatan itu, Paulus juga menyampaikam, saat ini kepercayaan publik terhadap Polri masih rendah. Itu ditandai dengan banyaknya komplain masyarakat terhadap kinerja polri. Ditambah lagi, masih banyak anggota Polri yang melakukan pelanggaran. (Adek)

Print Friendly