BOCAH PERIANG ITU TEWAS DITABRAK MOBIL ISTRI MANTAN ANGGOTA DPRD SUMUT

KANALMEDAN – Mhd Nazril Ilham (3) akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Haji Medan, Jumat (25/11) sekira pukul 19.30 WIB. Anak pasangan Saipul Bahri (46) dan Supriani (43) itu sempat dilarikan ke rumah sakit karena sekarat usai ditabrak mobil Toyota Fortuner hitam berplat BK 1791 K yang dikendarai Hj. Ernawati, S.Ag, istri mantan anggota DPRD Sumut Kamaluddin Harahap sekira pukul 18.00 WIB.

Saat ditemui di rumah korban, di Jalan Tangkul 2, Kelurahan Siderejo, Kecamatan Medan Tembung, Sabtu (26/11) sore, terlihat suasana duka masih menyelimuti keluarga korban. Saipul Bahri, menuturkan, mereka baru selesai mengantarkan jenazah anak bungsunya itu ke pemakaman umum di Pasar 8 Desa Sampali.

“Saya jelas nggak terima, Dik. Sudah jelas dia (pelaku-red) yang menabrak, tapi tadi malam ibu itu datang, dibilangnya sama keluarga saya ketika saya dan istri sedang berkabung, bukan dia yang menabrak. Padahal semua orang melihatnya,” kata ayah korban.

Kedua orangtua dan keluarga korban begitu kecewa sekaligus berang terhadap Ernawati, tersangka karena sama sekali tidak mau mengakui perbuatannya. Bahkan tersangka tak mau bertanggungjawab atas tewasnya, Mhd. Nazril Ilham.

TURUT

Ironinya, Hj Ernawati ikut mengantarkan korban ke rumah sakit. Di rumah sakit, rupanya orangtua korban mendengar percakapan Ernawati dengan Kamaluddin, suaminya, via telepon seluler bahwa, Kamaluddin menyarankan kepada istrinya untuk mencari alibi dengan menuduh pengendara sepeda motor sebagai pelakunya.

Ditambah lagi, saat upacara pemakaman korban, ternyata Hj. Ernawati datang dan memberikan uang santunan senilai Rp 1,5 juta kepada kakak ipar orangtua korban Sri Andriani (45).

Peristiwa kecelakaan yang menewaskan korban terjadi, persis di depan rumah Hj. Ernawati di Jalan Tangkul 2, Kelurahan Siderejo, Kecamatan Medan Tembung, hanya berjarak 20 meter dari rumah korban.

Ketika dikonfirmasi via telepon seluler Hj. Ernawati mengaku tak tahu kalau ia telah menabrak seorang bocah. Dia terus saja melajukan mobil pergi. “Saya tidak menabraknya. Pengendara sepeda motor itu pelakunya,” katanya mengelak.

Padahal menurut Rangga, Ewil dan Butet, saksi mata. Saat kejadian itu tidak ada pengendara sepeda motor di sana. Ewil yang melihat kejadian itu segera mengejar mobil Fortuner itu untuk memberitahukan kalau ada bocah kejang-kejang dan sekarat akibat ditabrak mobil Fortuner itu.

KRONOLOGI

Mhd Nazril Ilham meninggal di Rumah Sakit Haji, Medan. Siang tadi dikebumikan di pemakaman umum Sampali, Sabtu (26/11). Kedua orangtua korban dan keluarga besarnya diliputi duka mendalam.

Peristiwa kecelakaan yang menewaskan korban terjadi, persis di depan rumah Hj. Ernawati di Jalan Tangkul 2, Kelurahan Siderejo, Kecamatan Medan Tembung, Jumat (25/11) sekira jam 18.00 WIB. Hj. Ernawati terus bersikukuh, ia sama sekali tidak ada menabrak korban. Padahal, banyak saksi dan warga sekitar yang melihat kejadian tersebut.

Ditemui di rumah duka, Sabtu (26/11) sore, Saipul Bahri, ayah korban menuturkan, tabrakan itu bermula, saat anaknya (Nazril) sedang bermain di depan rumah tersangka yang hanya berjarak beberapa meter dari rumahnya bersama, Rangga (9), Mhd Raihan (8) dan beberapa bocah seusia anaknya.

Namun diduga karena lalai, Hj Ernawati yang keluar dari rumah mewahnya, langsung menyeruduk bocah malang itu, yang jatuh akibat tersandung batu.

“Anak saya sempat jatuh karena mau menghindar mobil ibu itu yang ingin keluar, lalu dia langsung menghantamkan bagian kanan depannya sampai anak saya langsung mengeluarkan darah dari hidung,” sambung, Supriani, ibu korban.

Pernyataan itu juga dikuatkan oleh saksi mata yang melihat insiden itu. Rangga (9) mengaku melihat mobil pelaku keluar dari pekarangan berlantai tinggi dan turun cepat ke luar gerbang. Posisi pekarangan rumah pelaki dengan jalan raya tinggi sehingga saat turun mobil meluncur kencang dan langsung menikung ke kiri. Di situ, korban dan teman-temannya sedang bermain tanah dan guli.

“Iya om, si Nazril ditabrak mobil besar itu. Mobil itu kan turun, langsung belok. Kami tadi lagi main guli di ditu. Si Nazril main tanah. Tapi pas mobil ibu itu mau keluar, dia (Nazril) ke sandung batu dan jatuh, lalu ditabrak mobil ibu itu,” terang Rangga, bocah kelas 3 SD yang merupakan teman korban, saat memperagakan temannya tewas tertabrak mobil Hj Ernawati.

Bahkan, Abang Nazril, Mhd Raihan (8), menyebut, adiknya tewas setelah dihantam bagian depan dan samping mobil yang dikendarai Hj. Ernawati. “Bukan ditabrak pakai ban, tapi bagian depan mobilnya om. Terus Nazril kejang dan hidungnya mengeluarkan darah,” lanjut, Raihan.

Bukan hanya Rangga dan Raihan tetapi Gilang (19), remaja yang juga tinggal di sekitar lokasi kejadian juga ikut menjadi saksi mata. Gilang menuturkan, pelaku baru mengetahui ada korban sekarat setelah pengendara sepeda motor mengejarnya lali menggedor-gedor mobil Hj. Ernawati untuk turun dan melihat, Nazril sudah tergeletak bersimbah darah.

“Sore itu, aku dan teman-temanku lagi main bola, Bang. Pas di depan rumah ibu Hj. Ernawati dan lokasi main si Nazril ada lapangan. Jadi kulihat si Nazril sudah tergeletak dan sudah keluar darah dari hidungnya. Mobil ibu itu, tadinya mau keluar rumah,” tutur remaja ini.

Namun Hj. Ernawati menepis tuduhan itu. Ia mengaku tak tau kalau mobil yang dikendarainya telah menabrak bocah tetangga. Dia terus saja menyalakan mobilnya dan menjalankannya untuk pergi. Beruntung, seorang pengendara sepeda motor yang sedang melintas diketahui bernama, Ewil dan Butet, langsung memberhentikannya dan menggedor kaca depan mobil Ernawati guna menyuruh membawa Nazril ke Rumah Sakit Haji Medan.

“Si Ewil dan Butet mereka orang sini juga. Merekalah yang menyetop dan menggedor kaca mobil ibu itu. Kemudian, ibu Hj Ernawati menyuruh pembantunya mengangkat Nazril yang sudah bersimbah darah, lalu mereka bawa ke rumah sakit,” terang ibu korban.

Atas kejadian itu, korban berunding dengan keluarganya dan mendatangi Unit Lantas Percut Sei Tuan, guna melaporkan perbuatan Hj. Ernawati.

“Kami sudah datang ke unit Lantas, tapi kata petugas di sana, penyidiknya sudah pulang. Jadi kami disuruh datang hari Senin dan membawa 3 orang saksi,” ujar Supriadi.

Panit Lantas Percut Sei Tuan, Iptu, Karim Manurung membenarkan perihal kedatangan keluarga korban untuk melaporkan bocah tewas akibat kecelakaan. “Benar, kita sudah mendapatkan informasi itu tentang adanya keluarga korban yang akan melapor. Namun, saat ini anggota lainnya sudah pulang, mungkin besok disarankan kembali lagi untuk melapor ke sini,” kata Karim Manurung.

 

BOCAH PERIANG

Supriani, ibu korban menuturkan ia mendapat firasat kalau anak bungsunya itu akan pergi untuk selama-lamanya. “Entah kenapa, dua hari sebelum anak saya itu meninggal, dia sering rewel dan minta keluar rumah pas waktu magrib. Itu gak biasanya,” ucap, Supriani yang diamini suaminya Saipul Bahri.

Saipul juga merasakan kalau tingkah anaknya benar benar lain sore itu. Beberapa jam sebelum insiden itu, Mhd Nazril Ilham menemaninya bekerja memasang batu bata di pembangunan eumah di simpang Jalan Tangkul. Saipul adalah buruh bangunan.

“Terakhir saya bersama anak saya pas hari Jumat siang itu sebelum dia (Nazril) meninggal. Dia menemani saya kerja bangunan untuk pemasangan batu di simpang jalan dekat rumah. Entah kenapa, dia datang menemui saya. Di situ dia minta main bersama saya dan kami main selama 2 jam. Kemudian saya lihat dia main-main air di situ sampai basah pakainnya. Lalu dia pulang sendiri. Terus, barulah jam 6 sorenya dia ditabrak. Di rumah sakit hanya 1 jam dirawat, katanya anak saya sudah meninggal,” ungkap Saipul yang berusaha tegar.

 

Kedua orangtua korban mengaku kalau Nazril bocah periang. Kehadirannya di rumah sungguh menggemaskan. Karena itu kepergiannya sangat memukul batin keluarganya. Apalagi, pengakuan orangtua korban, tak ada selembar foto pun yang bisa jadi kenangan almarhum. “Tak ada fotonya satu pun,” ujar Saipul sedih.

Sekadar informasi, Hj. Ernawati, SAg adalah istri H. Kamaluddin Harahap, mantan anggota DPRD Sumut. Saat ini, Hj. Ernawati sering tinggal di Rumahnya di Jalan Tangkul 2, Medan Tembung bersama pembantunya dan sesekali balik ke rumahnya yang lain di kawasan Tanjung Morawa.

Dia tinggal bersama pembantu lantaran suaminya masih mendekam dipenjara terkait kasus korupsi yang menjeratnya di massa kepemimpinan Gatot Pujo Nugroho, eks Gubernur Sumut. (Red)

Print Friendly