Diduga Selingkuh, Istri Labrak Suami di Gedung DPRD Sumut

KANALMEDAN – Diduga selingkuh dengan stafnya, DI mendatangi kantor IH, suaminya, yang menjabat anggota dewan di gedung DPRD Sumut belum lama ini. DI menduga sang suami main asmara dengan wanita berisinial I yang sehari-hari sebagai stadf di salah satu bagian di Sekretaris DPRD Sumut.

Tak hanya menyambangi, tetapi DI juga melabrak I, staf di salah satu bagian di lembaga negara yang mengurusi kebutuhan legislator itu. Salah satu sumber di dalam yang minta namanya tidak disebutkan, menerangkan kalau pada saat keributan terjadi, DI, isteri sang legislator, minta agar I meninggalkan IH. “DI mengingatkan I untuk tidak mengganggu suaminya lagi”, sebut sumber.

Tapi memang setelah keributan itu, sambung sumber, I malah semakin dekat dengan IH dan bahkan I mengaku kalau dia sudah menikah dengan IH.

Diungkapkan sumber, hubungan I dan IH berawal saat IH yang menjabat sebagai pimpinan Komisi B, melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke luar provinsi dimana I ketika itu sebagai staf di komisi yang membidangi masalah perekonomian di DPRD Provsu. “Mulai itu, mereka sering berdua dan hubungannya juga semakin intim, sampai-sampai IH tidur di rumah I. Karena hal itulah maka ibu si I pergi meninggalkan mereka berdua di rumah ibunya itu. Sekarang katanya mereka sudah mengontrak sebuah rumah di kawasan Helvetia dan sudah tinggal serumah. Itu saya tau karena si I yang bercerita sama beberapa kawannya”, beber sumber.

Ketika nomor ponsel IH yang biasa diberikannya kepada rekan-rekan media, 08126064xxxx dihubungi, terdengar yang menjawab panggilan adalah suara perempuan. Dia mengaku bernama I dan katanya, nomor ponsel itu adalah miliknya. “Oh, salah bang, ini nomor hp saya, bukan hp Pak IH. Abang salah sambung”, jawabnya. Kemudian ditanya I yang mana, dia mengaku staf di DPRD Provsu.

 

Saat DI disambangi ke kantornya, sebuah instansi pemerintah yang terletak di kawasan Mangkubumi Medan, ia mengakui perselingkuhan yang telah dilakukan suaminya. DI juga mengaku kalau ia telah mendatangi I beberapa waktu lalu guna mendesak I untuk segera meninggalkan suaminya IH.

 

“Saya juga sudah mengadukan masalah perselingkuhan suami saya itu dengan I kepada pimpinan partainya. Dan oleh pimpinan partainya, saya diminta untuk bersabar dan partai berjanji akan mencarikan upaya penyelesaian ini secepatnya”, aku DI kepada media, di kawasan Mangkubumi Medan, sekitar medio September 2016.

 

PERTIMBANGAN

Psikologi anak, sebut DI, menjadi pertimbangan prioritasnya menghadapi prahara mahligai rumah tangganya bersama IH. “Awal perkenalan saya dengan IH dimulai saat seorang Ustazd menemui saya dan dia ingin memperkenalkan saya dengan seorang pria. Ustazd itu pengurus partai dan katanya, pemuda ini juga aktif di partai.

 

Kemudian kami dipertemukan oleh si Ustazd. Saya masih ingat kalau IH dulu pertama sekali datang menemui saya dengan vespa tua. Tak berapa lama pacaran, kami menikah”, kenang DI dengan mata berkaca-kaca.

 

TAK MAU DIKONFIRMASI

 

IH yang beberapa kali dihubungi dan ditemui, berupaya menghindar. Saat ditanyakan langsung kepadanya ihkwal kebenaran hubungannya dengan I, ia selalu mengaku sedang ada rapat. “Nanti yang bang, saya mau ke fraksi dulu. Lagi ada rapat”, jawabnya menghindar. Bahkan saat kebenaran hubungannya dengan I dipertanyakan lewat pesan singkat beberapa kali ke nomor ponselnya yang baru 085297542xxx, IH tidak membalas. Demikian juga saat dihubungi berkali-kali, meskipun terdengar nada sambung, tapi IH tidak mau menjawab.

 

Saat si ketua partai disambangi di kantornya mempertanyakan soal perselingkuhan IH dengan I, ia menyebut bahwa IH sudah menikah dengan I. “Yang saya tahu bang, dia sudah menikah katanya dengan I. Jadi dalam hokum agama kami, perkawinan itu dibolehkan bang”, jawabnya.

 

Ketika dipertanyakan tindak lanjut dari pengaduan DI, isteri IH kepadanya sebagai ketua partai, dia berkilah kalau masalah selanjutnya adalah urusan IH dan DI. “Tidak ada sangkut pautnya dengan partai masalah ini bang”, ujarnya.

 

Saat disinggung tentang adanya pengakuan DI bahwa dirinya ketika itu dijodohkan oleh pengurus partai dengan IH, si ketua partai tidak menjawab. Demikian pula ketika ditanyakan tentang adanya penyimpangan anggaran yang dilakukan oleh anggota dewan karena melakukan perselingkuhan sebab mata anggaran perselingkuhan tidak ada di anggaran Sekretariat DPRD Provsu TA 2016, si ketua partai pun tidak menjawab. Dia hanya mengatakan, “Jangan sampai begitulah bang. Ada-ada saja abang ini. Janganlah kait-kaitkan ke partai bang”, pintanya.

 

Hasil penelusuran media, I dan DI adalah Aparatur Sipil Negara (ASN). Mereka berdua terikat dengan undang-undang dan peraturan tentang ASN. (tim)

Print Friendly