Kapoldasu Paulus Waterpauw, Ternyata Pria Humoris

 

Kapoldasu disambut Ketua DPRD Sumut H Wagirin Arman.(Kanalmedan/Mayjen Simanungkalit)
Kapoldasu Paulus Waterpaw dan Ketua DPRD Sumut H Wagirin Arman di gedung dewan.(Kanalmedan/Mayjen Simanungkalit)

WAJAHNYA nampak sangar dan sekilas terkesan susah tersenyum. Ya, seperti umumnya tipikal masyarakat Papua yang beda-beda tipis dengan tipikal masyarat etnis Batak Toba.

 Namun ketika diajak bercakap, ternyata dia pria yang humoris dan cepat akrab. Gaya bahasanya, tak disangka sangat santun dan lembut. Sangat bertolak belakang dari perkiraan saya semula. Malah, tutur bahasanya lebih dominan mirip orang Jawa, bukan orang Papua.

 Dia adalah Inspektur Jenderal Polisi Paulus Waterpauw, yang sejak 2 Juni 2017 mendapat tugas baru menjadi Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Kapoldasu) menggantikan Inspektur Jenderal Rycko Amelza Dahniel. 

Benarkah putra Papua ini cakapnya lembut dan humoris ? Saya pun semula tak percaya dan tak menduga. Namun ketiga berkesempatan mewawancarai beliau di gedung DPRD Sumut, Selasa (11/7/2017), saya pun heran dan akhirnya harus tersenyum.

 Bahkan ketika silaturrahmi dengan pimpinan DPRD Sumut, hari itu, malah Ketua DPRD Sumut H Wagirin Arman yang asli suku Jawa, lebih keras suaranya ketimbang Paulus Waterpaw yang asli Papua.

 Usut punya usut, akhirnya terjawab. Walau dia putra asli Papua, namun sejak SD hingga SMA dia sudah di Surabaya,Jawa Timur. Bahkan,ternyata, separuh dari masa tugasnya sebagai Polisi, berkutat di pulau Jawa dan Papua.

Paulus mengenyam pendidikan Sekolah Dasar di YPK (Yayasan Pendidikan Kristen) Surabaya, lulus tahun 1977, SMP Negeri 6 Surabaya (1980) dan SMA Negeri 5 Surabaya (1983).

Dia menyelesaikan pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1987, lanjut Pendidikan Tinggi Ilmu Kepolisian PTIK (1996), Sekolah Staf dan Pimpiman Polri (Sespim) tahun 2002 dan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) tahun 2014.

“Saya asli Papua, lahir di Kabupaten Fak-Fak,Papua Barat yang penduduknya mayoritas muslim . Namun saya sejak usia SD pindah dan besar di Surabaya, sehingga karakter dan sikap saya, kata orang,  juga kental dengan nuansa jawa, ” ujarnya.

 “Saya dapat kabar, di Sumatera Utara juga ada Kabupaten Pakpak Bharat, jadi sebenarnya saya ini sedang pulang kampung”, katanya disambut tawa pimpinan DPRD Sumut dan rombongan dalam silaturrahmi itu.

 Dengan sangat bersahaja, dia mengaku sangat dekat dengan Sumatera Utara. Apalagi istrinya ternyata adalah putri orang Sumut bermarga Pasaribu. Jadi walau baru pertama bertugas di Sumut, sesungguhnya,hati dia dan jiwa dia sudah lama bersama orang Sumut.

Dalam silaturrahmi dengan dewan, kesan yang muncul adalah,Paulus sebagai pria humoris. Tak disangka, dia mampu menciptakan gelaktawa, ditengah perbincangan antara dua pihak yang baru kenal.

 Dikutip dari wikipedia, Paulus Waterpauw lahir di Fakfak, Papua Barat, 25 Oktober 1963, merupakan lulusan Akademi Polisi 1987. Dia mengawali karier di Surabaya dari tahun 1987 hingga 1990.

 Dalam perjalanan karirnya di kepolisian, Paulus pernah menjabat Wakil Kepala Badan Intelijen Keamanan Mabes Polri.

Seperti kawan-kawannya yang lain, dia meniti karier dari jenjang paling bawah. Malah dia pernah menjabat sebagai Kapolsek Menteng, Jakarta; Komandan Puskodal Polres Jakarta Pusat pada 2000 dan Wakil Kepala Polresta Tangerang pada 2001.

 Setelah itu Paulus pindah tugas ke Mimika sebagai Kapolres pada 2002, lalu menjabat Kapolresta Jayapura Polda Papua pada 2005.

 Tahun 2006 Paulus Waterpauw dipercaya menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Polda Papua.

Menurut catatan, dalam karirnya di kepolisian Paulus pernah menerima sejumlah penghargaan. Di antaranya Jasa Satya Lencana Dwidya Sistha Satya, Lencana Kesetiaan 8 Tahun, Satya Lencana Kesetiaan 16 Tahun, dan Satya Lencana Kesetiaan 24 Tahun.

Saat silaturrahmi dengan pimpinan DPRD Sumut, Kapoldasu didampingi Karo OPS, Imam Prakuso, Dirpamobvit, Dr Hery S, Dir Intelkam, Dedy Kusuma Bangsa, Kabid Humas Rina Sari Ginting dan Kapolrestabes Sandi Nugroho.

Kapoldasu mengaku kunjungannya ke pimpinan dewan sengaja dilakukannya, agar tugasnya sebagai Kapoldasu dapat berhasil maksimal seperti yang diharapkan. Masukan dari semua pihak termasuk dewan, katanya,  akan menjadi atensi tersendiri.

“Saya berkomitmen akan menjalankan tugas ini secara baik dan maksimal, maka saya mohon masukan dan dukungan semua pihak”, katanya.(Mayjen Simanungkalit)

Print Friendly