DPRD Sumut Desak Panglima TNI Copot Pangkosek Lanud Soewondo

KANALMEDAN – DPRD Sumut mendesak Panglima TNI untuk mencopot Panglima Komando Sektor (Pangkosek) Lanud Soewondo, terkait dengan aksi brutal yang dilakukan oknum TNU AU dalam pengamanan unjuk rasa warga di Sari Rejo, Polonia, Medan, Sumatera Utara.

“Kita juga minta tidak ada lagi penindasan dan penggusuran,” kata anggota DPRD Sumut, Sutrisno Pangaribuan, di Medan, kemarin.

Menurut anggota DPRD Sumut dari PDI Perjuangan ini, lahan Sari Rejo sudah dimenangkan oleh warga di tingkat Mahkamah Agung, namun lahan tersebut belum dicoret dari daftar aset di Kementerian Keuangan, sehingga sampai saat ini TNI AU masih berhak untuk menguasai.

Terkait insiden ini, Sutrisno, meminta Panglima TNI untuk mencopot Pangkosek Lanud Soewondo. Dan kepada anggota yang melakukan penganiayaan harus disidang sesuai hukum yang berlaku.

Anggota DPRD Sumut dari PDIP ini menilai, bentrokan tersebut merupakan tanggung jawab penuh Kolonel (Pnb) Arifien Sjahrir yang merupakan Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Soewondo.

“Atas peristiwa itu, Danlanud Soewondo harus segera dicopot sebagai bentuk tanggungjawab atas peristiwa berdarah yang mengakibatkan lima warga dan dua wartawan terluka parah,” ujarnya.

Sutrisno juga menuturkan, tindakan sejumlah TNI AU yang menganiaya warga dan wartawan sangat mencoreng wajah pemerintah di bawah pimpinan Presiden Joko Widodo. Seluruh tindakan TNI AU sepanjang hari ini menegaskan bahwa TNI masih merindukan dan mendambakan orde baru,” ucapnya.

Sutrisno menambahkan, Kepala Staf Angkatan Udara sebaiknya segera turun ke Medan untuk memantau sisa-sisa pengerusakan yang terjadi kemarin. “Polisi Militer diminta untuk segera memeriksa seluruh pasukan TNI AU yang melakukan kekerasan terhadap rakyat, yang paling penting Danlanud Soewondo Medan harus segera dicopot sebagai bentuk tanggung jawab tindakan oknum TNI AU,” tuturnya.

Sebelumnya dikabarkan lima warga dan dua wartawan asal Kota Medan yakni Array Argus, dan seorang jurnalis MNC TV , Andri Safrin, menjadi korban kebrutalan personel TNI AU.

Kejadian itu bermula saat warga Kelurahan Sari Rejo demo sebagai imbas TNI AU yang mempersoalkan tanah yang mereka tempati. Lalu terjadi bentrokkan warga dengan TNI AU. Itu berimbas pada pemukulan dua wartawan yang sedang meliput peristiwa itu. (ton)

Print Friendly