DI BATANGKUIS, ADA BANTALAN REL KA TERBUAT DARI KAYU

KANALMEDAN – Pemasangan rel Jalur Ganda Kereta api antara Medan-Araskabu, Deli Serdang terkesan tidak dilaksanakan dengan teliti. Di salah satu titik, terlihat ada beberapa kayu yang digunakan sebagai bantalan, sehingga dikhawatirkan mengganggu kenyamanan penumpang jika nantinya digunakan.

Berdasarkan pantauan Kanalmedan.com, Jumat (8/7), di salah satu titik, persisnya di sektor 50 di belakang kawasan perumahan Kuis Indah Permai, Desa Payagambar, Kecamatan Batangkuis, Deli Serdang, terdapat tiga bantalan kayu. “Kami nggak ngerti, kenapa mesti dipasangkan kayu, bukannya beton padat,” ujar warga berprofesi sebagai petani, bermarga Siregar yang setiap hari melintasi kawasan itu.

Padahal menurut Siregar, jika dilihat, masih banyak sisa beton yang berserakan di kawasan pembangunan rel. “Kuhitung-hitung, ada 6 beton tersisa yang masih bagus dan utuh, 1 tertimbun dan ada yang pecah-pecah, kenapa yang masih bagus gak digunakan,” lanjutnya.

Ia menilai, pekerjaan pembangunan rel terkesan tidak dilakukan secara profesional dengan menunjung tinggi keselamatan penumpang. Selain itu, Kanalmedan.com juga melihat pembangunan pagar di sisi kiri dan kanan kawasan rel juga terkesan asal-asalan. Tidak semua kawasan dipagar yang menggunakan dengan sistem ready-mal, lalu ada juga pemasangan yang bentuknya tidak rata.

Informasi yang digali Kanalmedan menyebutkan, proyek yang dikerjakan dengan sumber dana APBN sudah dilakukan mulai tahun 2014. Dengan biaya sekitar Rp 16.885.250.000 dari pagu 17.476.126.000,00, pekerjaan pembangunan rel ganda dimenangkan oleh Bhinneka Cipta Yasa dengan alamat Pangenjuru Tengah RT 02 /RW 02 Purworejo Jawatengah-Purworejo, Jawa Tengah di bawah agency Ditjen Perkeretaapian, dan Satker Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Utara.

ALAMI HAMBATAN

Namun proyek ini dikabarkan mengalami hambatan. Menurut Manager Hubungan Masyarakat PT KAI (Persero) Divre 1 Sumut, Rapino Situmorang di Medan, Rabu 27 April 2016 seperti dikutip Kanalmedan.com, harusnya proyek itu ditargetkan bisa digunakan Lebaran 2016. Tetapi melihat situasi hingga dewasa ini, diperkirakan fasilitas tersebut sejak dibangun 2015 baru bisa beroperasi akhir tahun 2016

Salah satu hambatan, adalah terganggunya proses pembebasan lahan di sekitar rel kereta api. Akibat pembebasan lahan yang mengalami gangguan, pelaksanaan proyek menjadi molor. “Manajemen KAI berharap semua kalangan memberi dukungan untuk kelancaran pembangunan proyek rel kereta api dan pendukungnya karena juga untuk kepentingan bersama,” katanya.

Pemerintah menyiapkan anggaran cukup besar untuk membangun rel kereta api jalur ganda dan layang serta peningkatan ruas jalan kereta api dari dan menuju Bandara Kualanamu, Sumut itu.

Ada sekitar Rp2,8 triliun dana untuk proyek tersebut dan diperlukan sekitar Rp600an miliar lagi untuk biaya lain seperti perbaikan stasiun dan lainnya.

Dia menjelaskan, total panjang rel yang akan dibangun sekitar 27,8 kilometer, di mana enam kilometer di antaranya merupakan jalur layang. Dengan rampungnya nanti proyek itu, maka kereta api tersebut akan menjadi salah satu pilihan utama moda trasportasi. Selain itu, adanya jalur layang dan dua jalur (double track) akan membantu menekan kemacatan lalulintas.

Dia menegaskan, jalur layang bukan hanya bisa memperlancar lalu lintas kereta api sehingga penumpang semakin nyaman, tetapi juga menekan kemacetan dan kecelakaan di perlintasan kereta api yang cukup banyak di beberapa daerah. Pengerjaan proyek itu sendiri bertahap, mulai Aras Kabu-Bandar Khalifah, kemudian Bandar Khalifah-Medan dan Aras Kabu-Bandara Kualanamu. (ton)

 

 

Print Friendly